Oleh: Ahmad Jafar,.S.Pd,.M.Pd
Majalla Sulbar, Opini – K.H Ambo Dalle adalah figur ulama yang sangat dihormati di Sulawesi Selatan, khususnya di kalangan masyarakat Bugis-Makassar. Ajaran dan keteladanan hidupnya telah membentuk nilai-nilai akhlak yang kuat di masyarakat sangat sentral bagi kalangan ulama. Tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pemimpin moral yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
Metode pembelajaran dan pendekatan yang berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan agama, K.H Ambo Dalle berhasil menyatukan ajaran agama dan adat istiadat dengan pesan moral Islam yang mudah diterima masyarakat. Pada kehidupan sosial, pendidikan akhlak yang diterapkannya juga memainkan peran penting dalam mendorong keharmonisan masyarakat yang telah dididik dengan nilai-nilai akhlak melalui ajaran toleransi, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama.
Akhlak mulia menjadi faktor yang mempererat hubungan sosial antar individu dan kelompok dalam komunitas masyarakat Bugis-Makassar. Banyak tokoh masyarakat, ulama dan cendekiawan yang merupakan murid K.H Ambo Dalle mengakui bahwa nilai-nilai akhlak yang diajarkan menjadi pondasi mereka dalam memimpin dan memberikan kontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat.
Makna dan Defenisi Akhlak Menurut K.H Ambo Dalle
Akhlak dalam pandangan K.H Ambo Dalle adalah sifat dan perilaku baik yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu sebagai refleksi dari iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Akhlak bukan sekadar norma hidup, melainkan elemen fundamental yang mengikat hubungan manusia dengan Tuhan, diri dan lingkungan sekitar. Akhlak menjadi prioritas kualitas seorang Muslim, mencerminkan pemahaman dan penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Ditekankan bahwa makna akhlak mencakup lebih dari sekadar perilaku yang baik; ia juga mencakup niat dan motivasi di balik tindakan manusia. K.H Ambo Dalle berpendapat, akhlak yang baik harus dimulai dari dalam hati, lalu diwujudkan dalam tindakan nyata. Artinya, untuk memiliki akhlak yang mulia, seseorang harus memiliki kesadaran spiritual yang tinggi, serta komitmen untuk menerapkan nilai-nilai keislaman dalam setiap aspek kehidupan.
Hal ini sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW, yang menekankan pentingnya niat dalam setiap amal perbuatan. Dalam pendidikan, K.H Ambo Dalle mengajak para pendidik untuk mengintegrasikan pendidikan akhlak ke dalam kurikulum. Ia percaya bahwa pendidikan akhlak tidak dapat dipisahkan dari pengajaran ilmu pengetahuan. Sebaliknya, pendidikan yang baik harus mampu membentuk karakter siswa sehingga mereka dapat menjadi individu yang berakhlak mulia.
Dengan demikian, akhlak menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan Islam yang holistik, di mana, pengetahuan dan akhlak berkembang secara bersamaan. Pendapatnya tengang akhlak merupakan jembatan yang menghubungkan individu dengan masyarakat. Dengan kata lain, akhlak yang baik tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar dengan kehidupan damai dan saling menghormati satu sama lain.
Oleh karena itu, K.H Ambo Dalle mengajak umat Islam untuk menjadikan akhlak sebagai prioritas dalam kehidupan mereka, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Secara keseluruhan, definisi dan makna akhlak menurut KH Ambo Dalle mencerminkan pentingnya pendidikan karakter dalam Islam. Akhlak bukan hanya sekadar perilaku, tetapi juga mencakup dimensi spiritual dan materi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seorang Muslim.
Terdapat beberapa nilai akhlak utama menurut pandangan K.H Ambo Dalle sangat penting untuk ditanamkan dalam diri peserta didik/santri dan masyarakat.
Kejujuran
Salah satu nilai akhlak yang ditekankan adalah kejujuran. Bahwa kejujuran adalah fondasi dari semua interaksi sosial dan pendidikan. Utamanya dalam dimensi pendidikan, kejujuran tidak hanya mencakup ketaatan dalam menyampaikan informasi, tetapi juga dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Kejujuran membantu membangun kepercayaan antara guru dan siswa serta antara santri.
Kesabaran
K.H Ambo Dalle juga menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian dalam kehidupan. Kesabaran adalah kunci untuk mencapai tujuan, baik dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan, sikap sabar membantu santri untuk lebih mudah memahami materi pelajaran dan menghadapi kesulitan belajar.
Rasa Hormat
Menghormati orang lain, terutama orang tua dan guru, merupakan nilai akhlak yang sangat penting dalam pendidikan. Rasa hormat tidak hanya mencerminkan budi pekerti yang baik, tetapi mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Santri yang menghormati guru cenderung lebih terbuka untuk belajar dan menerima nasihat.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah nilai yang diajarkan K.H Ambo Dalle dalam konteks pendidikan dan kehidupan. Bahwa setiap individu harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil. Dalam pendidikan, para santri didorong untuk belajar dengan giat dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
Kedermawanan
Kedermawanan, atau sikap suka memberi, merupakan nilai akhlak yang amat sangat penting. K.H Ambo Dalle percaya bahwa pendidikan harus menciptakan individu yang peduli terhadap sesama. Kedermawanan bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam hal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dapat dibagikan kepada orang lain.
Dengan menanamkan nilai-nilai akhlak tersebut dalam pendidikan, K.H Ambo Dalle berharap generasi muda dapat menjadi manusia yang cerdas secara intelektual dan berakhlak mulia, sehingga dapat berkontribusi positif bagi masyarakat dan agama. Lebih jauh, menilai adab sebagai perwujudan akhlak dalam tindakan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan dalam perilaku keseharian.
Dalam praktik keagamaan, adab menjadi sangat penting karena menentukan cara seseorang menjalankan ibadah dengan kesungguhan dan penghormatan. Sebagai contoh, adab dalam shalat, mengaji, atau berinteraksi dengan ulama menjadi cerminan dari penghargaan terhadap nilai-nilai agama yang diajarkan.
Menurutnya, tanpa adab, akhlak hanya akan menjadi nilai yang belum terjawantahkan dalam tindakan konkret. KH Ambo Dalle percaya bahwa keterkaitan antara akhlak dan adab ini menjadi pondasi dalam mendidik generasi muda. Ia menekankan bahwa pendidikan harus mengintegrasikan kedua aspek ini untuk menciptakan individu yang tidak hanya paham agama secara teori tetapi juga mampu mengaplikasikan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan akhlak dan adab akan melahirkan generasi yang unggul dalam karakter dan berkontribusi positif di tengah masyarakat.
Kesimpulan
Pemikiran KH Ambo Dalle mengenai potensi akhlak dalam pendidikan Islam menegaskan bahwa akhlak merupakan inti dari pembentukan karakter dan kepribadian manusia. Pendidikan Islam tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai proses pembinaan moral dan spiritual yang menuntun peserta didik menuju kesempurnaan iman dan taqwa.
Dengan pendekatan yang berpijak pada nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal Bugis-Makassar, KH Ambo Dalle berhasil menyatukan ajaran agama dengan budaya, sehingga nilai-nilai akhlak Islam dapat diterima dan diamalkan secara kontekstual oleh masyarakat. Dalam pandangan KH Ambo Dalle, akhlak bukan hanya perilaku lahiriah, melainkan manifestasi dari niat dan kesadaran spiritual yang mendalam. Akhlak sejati berakar dari hati yang bersih dan keikhlasan niat dalam beramal, sehingga setiap tindakan mencerminkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama.
Ia menekankan nilai-nilai pokok seperti kejujuran, kesabaran, rasa hormat, tanggung jawab, dan kedermawanan sebagai fondasi pendidikan karakter yang mampu menumbuhkan integritas, keteguhan moral, serta kepedulian sosial. Dengan demikian, pendidikan akhlak tidak dapat dipisahkan dari tujuan utama pendidikan Islam, yakni membentuk manusia yang berilmu dan beradab.
Lebih jauh, KH Ambo Dalle mengaitkan erat antara akhlak dan adab sebagai dua aspek yang saling melengkapi. Akhlak merupakan nilai moral yang diyakini, sedangkan adab adalah pengejawantahannya dalam perilaku nyata.
Oleh karena itu, pendidikan Islam yang ideal harus mampu mengintegrasikan keduanya agar melahirkan generasi berilmu yang sekaligus beretika. Pemikiran KH Ambo Dalle ini menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan Islam tidak hanya diukur dari pencapaian intelektual, tetapi dari sejauh mana ia mampu membentuk pribadi yang beriman, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat.* (TJ)
